Jumat, 19 September 2014

Dasar-dasar Pengukuran Elektronika

1.   Definisi pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan yang sebenarnya sering dilakukan, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung akan tetapi tidak sedikit seseorang yang memperhatikannya, sehingga ketika ditanya tentang definisi mengenai kegiatannya tersebut (pengukuran), maka banyak orang yang bingung menjawabnya. Beberapa contoh kegiatan pengukuran yang biasa dilakukan diantaranya; seorang tukan kayu menggunakan meteran untuk mengukur kayu yang hendak dipotog, seorang tukang batu-bata menggunakan selang-berisi air untuk megukur kerataan pemasangan batu-bata yang sedang dibangun, seorang dokter menggunakan stetoskop untuk mengetahui detak jantung si pasien yang sedang diperiksanya dan lain sebagainya. Terus kemudian apa sih definisi tentang pengukuran (What is definition of measurment)?. Pengukuran adalah kegiatan yang direncanakan untuk memperoleh informasi kuatitatif tentang beberapa gejala fisik dengan membadingkan terhadap suatu referensi atau standar. Sedangkan benda atau unit yang diukur, dalam teknik pengukuran disebut dengan measurand. [1/20].
2.   Kategori Pengukuran
Terdapat tiga kategori umum dalam teknik pengukuran, yaitu: pengukuran langsung (direct), pengukuran tak langsung (indirect) dan pengukuran dengan kesetimbangan (null).
a). Pengukuran langsung (direct measurement)
Pengukuran langsung merupakan pengukuran yang dilakukan dengan cara memegang antara measurand dengan pengukur standar dan membandingkannya secara langsung. Contoh pengukuran untuk jenis pengukuran secara langsung ini misalnya adalah sebuah mistar atau meteran digunakan mengukur kabel yang hendak dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Misalnya kabel ingin dipotong dengan panjang 3,5 meter, maka yang dilakukan adalah dengan memegang ujung kabel dan 0 cm meteran dan menariknya sepanjang meteran hingga nilai 3,5 meter.
b). Pengukuran tak langsung (indirect measurement)
Pengukuran tak langsung merupakan mengukur sesuatu dengan pembanding yang bukan sebenarnya sehingga pengukuran tak langsung ini sering dipertanyakan tentang keakuratannya. Pengukuran tak langsung ini sering digunakan ketika pengukuran langsung sulit atau bahaya untuk dilakukan. Contoh pengukuran tak langsung: Pengukuran temperatur pada tungku batu-bara pembengkit listrik tenaga uap batu-bara, pengukuran suhu didalam tungku pabrik peleburan baja, pengukuran kedalaman laut, pengukuran tekanan darah (sphygmomanometri) dsb.
c). Pengukuran kesetimbangan (null measurement)
Pengukuran kesetimbangan dilakukan dengan membandingkan suatu sumber terkalibrasi terhadap measurand yang tidak diketahui dan kemudian mengaturnya (adjusting) salah satu atau lebih kalibrator hingga perbedaan antara keduannya adalah nol. Contoh aplikasi pengukuran kesetimbangan ini bisa dijumpai pada pengukuran tegangan pada interkoneksi sistem tenaga listrik, pengukuran kesetimbangan untuk aplikasi jembatan wheatsone. Pengukuran sumber tegangan yang tidak diketahui nilainya dengan sebuah regulator power supply sebagai kalibratornya.
Gambar 1.1 Alat ukur pengukur kesetimbangan
3.   Hasil Pengukuran
Perlu diketahui, bahwa dalam pengukuran paling tidak terdapat tiga hasil yang didapatkan, ketiga hasil pengukuran tersebut apa saja? Yaitu:
  1. Nilai (Value), besaran dari gejala yang diperlihatkan dalam ke bentuk satuan-satuan (units). Nilai pengukuran sering diperoleh dengan merata-ratakan hasil-hasil pengukuran yang dilakukan berulang-ulang. Nilai terukur kemungkinan berbeda (ada ketidaksesuaian) dari nilai yang sebenarnya dikarenakan adanya error (kesalahan).
  2. Satuan (Units), satuan merupakan kuantitas yang berkaitan dengan standar-standar yand didefinisikan secara internasional (muatan, kuat arus dll). Sistem SI (system international) merupakan kumpulan satuan-satuan yang hampir digunakan untuk ilmu pengetahuan dan keteknikan diseluruh dunia.
  3. Uncertainty, uncertaity atau ketidaktentuan ini bisa diartikan sebagai suatu estimasi sedikit banyak nilai pengukuran dapat diulang atau diperkirakan agar sesuai dengan nilai yang sesungguhnya.
4.   Faktor-faktor pengukuran
Suatu pengukuran yang baik mencakup beberapa faktor-faktor pengukuran. Beberapa faktor penting dalam pengukuran tersebut adalah: (kesalahan,vaidity, repeatibility, presisiakurasi dan resolusi).

Cara Mengukur Transistor

Cara Mengukur Transistor memang cukup awam dan tidak diketahui oleh banyak orang. Akan tetapi mengetahui cara mengukur sebuah transistor sangatlah penting untuk dilakukan secara rutin. Hal ini bisa digunakan sebagai sebuah indikasi apakah transistor tersebut masih dalam keadaan yang baik dan layak untuk digunakan maupun tidak. Dalam mengukur sebuah transistor kita bisa menggunakan dua macam alat bantu yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Cara mengukur transistor dengan menggunakan bantuan alat ini tergolong gampang dan mudah untuk dilakukan. Hasil yang didapatkan pun sangatlah akurat dalam menentukan kelayakan sebuah transistor. Oleh karena itu kedua alat ini menjadi primadona bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektro. Berikut akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengukur transistor dengan menggunakan kedua alat tersebut.

Cara Mengukur Transistor

Cara Mengukur Transistor
Cara mengukur transistor yang pertama adalah dengan menggunakan multimeter analog. Di dalam pengukurang transistor yang menggunakan multimeter analog pun dibedakan menjadi dua macam tipe yaitu Positif-Negatif-Positif (PNP) dan Negatif-Positif-Negatif (NPN). Untuk tipe PNP, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah atur posisi saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k. Kemudian sambungkan probe merah pada terminal Basis dan probe hitam pada terminal Emitor. Jika jarum bergerak ke kanan maka transmitor dalam keadaan yang layak pakai. Langkah yang terakhir pindahkan probe hitam ke terminal Colector dan jika jarum masih tetap bergerak ke kanan berarti transmitor dalam keadaan baik. Lakukan langkah yang sama untuk tipe NPN. Cukup pindahkan probe hitam ke terminal Basis dan probe merah ke terminal Emitor serta memasukkan probe merah pada terminal Colector.
Sedangkan dalam cara mengukur transistor menggunakan multimeter digital kurang lebih sama dengan multimeter analog. Untuk multimeter digital cara pengukurannya dilakukan secara terbalik dari multimeter analog. Mungkin langkah yang berbeda hanyalah pada langkah awalnya. Jika langkah awal pada transistor analog adalah memposisikan saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k, maka multimeter digital adalah mengatur posisi saklar pada posisi dioda (Ohm x1k atau x100k). Pada prinsipnya multimeter digital ini memiliki fungsi untuk mengukur dioda dan resistensi dalam saklar yang sama. Untuk menentukan apakah transistor tersebut masih baik atau tidak, maka tampilan pada multimeter digital harus menunjukan nilai Voltage tertentu. Secara garis besar baik multimeter analog maupun multimeter digital tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.




THANK'S 

Mengukur Tegangan dan Arus

ehh ketemu lagi di blog ini, jangan bosan ya mencari ilmu di blog ini...

Tegangan dan arus diukur menggunakan alat yang dinamakan voltmeter dan ammeter. Tetapi voltmeter dan ammeter biasanya berada dalam satu alat tunggal yang disebut dengan multimeter atau VOM (volt-ohm-miliammeter). Gambar 1 menunjukkan multimeter digital dan analog. Multimeter analog menggunakan jarum untuk menunjukkan angka hasil pengukuran, pembacaan jarum penunjuk ini biasanya bisa menyebabkan multitafsir (error) kesalahan pembacaan. Sedangkan multimeter digital dapat menampilkan angka secara pasti (tidak multitafsir). Multimeter digital lebih banyak digunakan karena mudah digunakan.

Gambar 1 Voltmeter analog dan digital
Gambar 1 Voltmeter analog dan digital

Keterangan gambar : Multimeter. alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi (hambatan). Terminalnya ada yang  ditandai dengan tanda + dan -, ada juga yang menggunakan tanda VΩ dan COM dan yang lainnya. Warna merah dan hitam adalah standar industri.
Men-setting multimeter untuk pengukuran tegangan dan arus
Pada pembahasan ini, kita fokuskan pada penggunaan multimeter digital (digital multimeter/DMM). Biasanya multimeter mempunyai terminal yang ditandai dengan nama VΩ, A, dan COM seperti tampak pada gambar 1, dan ada juga tombol selektor untuk memilih pengukuran apa yang akan kita pakai dan dalam range (skala) tertentu. Terminal VΩ adalah terminal untuk mengukur tegangan dan resistansi, sedangkan terminal A digunakan untuk mengukur arus. Terminal COM adalah terminal yang digunakan sebagai referensi. (Tetapi beberapa multimeter menyatukan terminal VΩ dengan A menjadi VΩA.) Pada bayak multimeter terminal VΩ biasa disebut dengan terminal + dan COM disebut terminal -, seperti pada gambar 2.
Memilih tegangan
Ketika kita memilih tegangan dc pada selektor (V), maka tegangan dc akan terukur antara terminal VΩ (atau +) dan terminal COM (atau -). Misal pada gambar 2(a), terminal ini ditempatkan pada sumber 47,2 V (perhatikan cara menempatkan terminalnya), maka akan langsung muncul angka 47,2 V pada DMM.
Memilih arus
Ketika kita arahkan selektor pada fungsi pengukuran arus dc (A), multimeter akan mengukur arus dc yang melewatinya, arus memasuki terminal A (+) dan keluar melalui terminal COM (-) (perhatikan cara memasang terminal + dan – nya). Pada gambar 2(b), hasil pembacaan multimeter  menunjukkan 3,6 A.

Gambar 2 Voltmeter harus dirangkai paralel untuk mengukur tegangan antara dua titik sedangkan amperemeter harus diseri pada suatu percabangan yang akan diukur arusnya
Gambar 2  Voltmeter harus dirangkai paralel untuk mengukur tegangan antara dua titik sedangkan amperemeter harus diseri pada suatu percabangan yang akan diukur arusnya

Mengukur tegangan dan arus menggunakan multimeter. Anda pasangkan kebel merah ke terminal VΩ (+) dan kabel hitam ke terminal COM (-).
Bagaimana Mengukur tegangan
Karena tegangan adalah beda potensial antara dua titik, anda mengukur tegangan dengan cara meletakkan voltmeter melintasi komponen yang tegangannya akan diukur (disusun paralel).  Jadi, untuk mengukur tegangan lampu (pada gambar 3), hubungkan terminalnya seperti ditunjukkan pada gambar. Jangan lupa menentukan skala pengukuran (range yang dipakai). Bila anda tidak bisa mengira-ngira seberapa besar tegangan yang akan terukur, maka sebaiknya pilihlah skala/range yang paling besar atau paling lebar, untuk menghindari kerusakan pada multimeter.

Gambar 3 Untuk mengukur tegangan lampu maka voltmeter harus dirangkai paralel dengan lampu yang akan diukur tegangannya
Gambar 3 Untuk mengukur tegangan lampu maka voltmeter harus dirangkai paralel dengan lampu yang akan diukur tegangannya

Perhatikan juga dengan tanda angka hasil pengukuran (positif ata negatif).  Kebanyakan multimeter digital mepunyai autopolarity (polaritasnya bisa menyesuaikan secara otomatis) untuk menentukan tegangan yang terukur adalah positif atau negatif. Bila multimeter pada gambar 2 (a) dengan terminal + dihubungkan dengan terminal + dari baterai, maka angka yang muncul adalah 47,2. Tetapi, saat terminal positif dihubungkan ke terminal negatif baterai (terminal – multimeter dihubungkan dengan + baterai) maka angka yang muncul adalah -47,2.
Catatan Praktik
Secara sederhana, DMM dan VOM mempunyai kebel merah dan kebel hitam, dimana kabel merah dicolokkan ke terminal + atau VΩA dan kabel hitam dihubungkan ke terminal – atau COM. Jadi, apabila voltmeter menunjukkan angka positif, berarti  titik dimana kabel merah ditempelkan mempunyai nilai positif terhadap titik dimana kabel hitam ditempelkan, begitu juga sebaliknya. Bila DMM menunjukkan angka negatif, berarti titik dimana kabel merah ditempelkan mempunya nilai negatif terhadap titik dimana kabel hitam ditempelkan. Untuk pengukuran arus, bila ammeter menunjukkan angka yang positif, ini berarti arah arus adalah masuk atau menuju terminal + atau VΩA, sebaliknya, bila pembacaannya menunjukkan angka negatif, ini berati arah arusnya adalah masuk ke terminal COM dan keluar dari terminal + atau VΩA.
Untuk mengukur tegangan, letakkan voltmeter melintasi (paralel) komponen yang tegangannya akan diukur. Bila hasil pembacaannya positif, maka titik dimana kabel merah ditempelkan mempunyai nilai positif terhadap titik yang ditempel oleh kabel hitam.
Bagaimana mengukur arus
Seperti ditunjukkan pada gambar 2 (b), arus yang ingin anda ukur harus masuk (seri) ke dalam alat ukur. Ditunjukkan pada gambar 4 (a). Untuk mengukur arus, buka/potong rangkaiannya seperti pada gambarr (b) dan masukkan ammeter. Tanda pembacaan akan postif bila arus masuk kedalam terminal A (+)  (keluar dari terminal -). Pembacaannya akan negatif bila arus mengalir masuk kedalam termial – dan keluar dari terminal +.

Gambar 4 Untuk mengukur arus pada suatu percabangan dalam rangkaian maka amperemeter harus diseri. Apabila anda memparalel amperemeter pada saat melakukan pengukuran dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur bahkan dapat membahayakan jiwa anda.
Gambar 4 Untuk mengukur arus pada suatu percabangan dalam rangkaian maka amperemeter harus diseri. Apabila anda memparalel amperemeter pada saat melakukan pengukuran dapat menyebabkan kerusakan pada alat ukur bahkan dapat membahayakan jiwa anda.

Untuk mengukur arus, masukkan ammeter ke dalam rangkaian sehingga arus yang akan anda ukur mengalir melewati alat ukurnya. Pembacaan positif karena arusnya masuk ke terminal + (A).
Membaca Multimeter Analog
Berdasarkan gambar 5. Perhatikan bahwa tombol selektor bisa digunakan untuk memilih tegangan dc, tegangan ac, arus dc, dan ohm dalam skala yang bervariasi. Untuk mengukur suatu besaran, arahkan selektor pada fungsi dan skala yang diinginkan, kemudian lakukan pembacaan sesuai dengan skala yang telah dipilih.
Misal kita akan mengukur tegangan dc suatu komponen seperti tampak pada gambar 5, maka selektor diarahkan ke bagian dc volts. Kemudian skala yang dipilih adalah 100. Hal ini berarti tegangan maksimum yang bisa diukur adalah 100 V. Setelah itu jarum penunjuk menyimpang dan diperbesar gambarnya seperti tampak pada gambar 2-5. Maka cara membacanya adalah

Gambar 5 Cara membaca hasil pengukuran alat ukur analog
Gambar 5 Cara membaca hasil pengukuran alat ukur analog

tegangan terbaca = skala yang dipilih * angka yang ditunjuk jarum /angka maksimum pada meteran
Angka maksimum pada meteran untuk pengukuran tegangan dc adalah 100 seperti tampak pada gambar 5a dan 5b.
tegangan terbaca = 100 V * (70 / 100) = 70 V
Berarti tegangan komponen tersebut adalah 70 V.
Simbol multimeter
Alat ukur multimeter dapat digambar secara skematis standar blok diagram listrik. Simbol skematik untuk voltmeter berupa lingkaran dengan huruf V di dalamnya, sedangkan simbol untuk ammeter adalah lingkaran dengan huruf I di dalamnya.
Catatan Praktek
Terkadang kita mendengar ucapan “ . . . .tegangan yang melewati (dalam bahasa inggris : through)  resistor” atau “ . . . . .arus yang melintangi atau membentang (dalam bahasa inggris : across) pada resistor”. Ucapan ini adalah tidak tepat. Tegangan tidak melewati apa pun; tegangan adalah beda potensial dan hanya tampak melintangi/membentangi sesuatu. Begitu juga dengan arus, bukan melintangi/membentangi, tetapi mengalir melalui komponen listrik. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kita menempatkan ammeter melewati jalur rangkaian (dirangkai seri). Jadi yang benar adalah “…tegangan yang melintangi resistor…” dan “ . . . .arus yang melewati resistor . . .”
Jangan menghubungkan ammeter secara langsung melintangi/membentangi (dipasang paralel) dengan sebuah sumber tegangan. Ammeter mempunyai resistansi yang mendekati nol dan ini bisa menyebabkan kerusakan pada ammeter.

Trimakasih... 

Penggunaan Alat Ukur Listrik yang Aman

Hello world.....
Jumpa lagi di blog saya"Milik Kita Semua" kali ini saya akan membahas tentang....................

"Penggunaan Alat ukur listrik yang aman"
Menggunakan alat ukur listrik secara aman dan efisien mungkin adalah suatu skil yang berharga bagi seorang teknisi elektronika, baik itu untuk keamanan bagi dirinya sendiri atau untuk kemampuan dalam bidang pekerjaannya. Kecerobohanadalah salah satu faktor penyebab kecelakaan bagi seorang teknisi.
alat ukur listrik aman 1Alat ukur listrik yang paling umum digunakan adalah multimeter. Dinamakan multimeter karena kemampuannya untuk mengukur berbagai variabel besaran listrik seperti : tegangan, arus, resistansi, dan berbagai besaran lain, besaran lainnya tidak bisa dibahas di sini karena faktor kerumitan. Di tangan seorang teknisi yang terlatih, multimeter bisa menjadi suatu alat yang efisien dan alat yang aman. Di tangan seorang yang ceroboh, multimeter bisa menjadi sumber bahaya saat dihubungkan ke rangkaian yang sedang aktif.
Ada berbagai macam multimeter yang dijual di pasaran, model yang dibuat pabrik memungkinkan tiap multimeter memiliki keistimewaan tertentu. Multimeter yang ditunjukkan gambar di bawah ini adalah disain yang umum, bukan produk merk tertentu, tetapi bentuk yang paling umum sesuai prinsip penggunaan dasarnya.
Multimeter yang anda lihat adalah yang jenis “digital” : karena tampilan angkanya menunjukkan angka numeris seperti pada jam digital. Tombol selektor yang dapat diputar-putar (pada gambar berada dalam posisi off) memiliki lima macam posisi pengukuran yang berbeda-beda dan dapat diset pada : dua pilihan “V”, dua pilihan “A”, dan satu tombol yang dilambangkan Ω adalah untuk mengukur resistansi.
alat ukur listrik aman 2Dari dua pilihan “V” dan dua pilihan “A”, anda akan melihat masing-masing pasangan dibagi menjadi dua pasang yaitu huruf “V” yang bertanda garis bentuk gelombang naik turun, dan yang satunya huruf “V” yang bertanda sepasang garis sambung-putus. Begitu pula untuk huruf “A”, memiliki bentuk yang sama dengan “V”. Untuk simbol gelombang naik-turun, berarti ini digunakan untuk pengukuran listrik AC (alternating current) dan yang sepasang garis sambung-putus digunakan untuk mengukur listrik DC (direct current).
Ada tiga soket berbeda pada tampilan depan multimeter dimana kita dapat mencolokkan kabel tes kita ke dalamnya. Kabel tes adalah kabel biasa yang digunakan untuk mengubungkan rangkaian yang diukur dengan multimeter. Kabel ini merupakan kawat yang dibungkus dengan kode warna (merah dan hitam) insulator yang fleksibel  untuk mencegah tangan kita menyentuh konduktor secara langsung, dan ujung dari masing-masing probe berbentuk lancip, terbentuk dari kawat yang kaku:
Kabel tes warna hitam selalu dicolokkan ke dalam soket warna hitam pada multimeter: biasanya ditulis dengan nama “COM”  singkatan dari “common”. Kabel tes yang warna merah dicolokkan pada soket yang bertulisan voltage atau resistance, atau kabel warna merah dicolokkan pada arus, tergantung besaran listrik apa yang ingin kita ukur.
Untuk melihat bagaimana multimeter bekerja, mari kita lihat pada sepasang contoh yang menunjukkan penggunaan dari multimeter. Pertama, kita akan mengeset meteran untuk mengukur tegangan DC dari baterai:
alat ukur listrik aman 3Perhatikan bahwa dua kabel tes dicolokkan pada soket yang sesuai, yaitu pengukuran tegangan (voltage), dan posisi tombol selektor telah diset menjadi DC “V”. Sekarang, kita akan melihat contoh penggunaan multimeter untuk mengukur tegangan AC dari stop kontak listrik pada peralatan listrik di rumah (soket pada tembok):
alat ukur listrik aman 4Perbedaannya hanya pada posisi tombol selektor: sekarang  tombol selektor diarahkan menjadi AC “V”. Karena kita juga mengukur tegangan, kedua kabel tes diicolokkan pada soket yang sama pada multimeter (sama seperti saat mengukur tegangan DC). Dari kedua contoh ini, anda tidak boleh saling menempelkan kedua probe  (merah dan hitam) saat melakukan pengukuran tegangan pada dua titik dalam rangkaian yang aktif. Karena apabila hal ini anda lakukan, maka akan terjadi hubung singkat (short circuit), bahkan akan terjadi loncatan bunga api. Gambar berikut ini mengilustrasikan potensi bahayanya:
alat ukur listrik aman 5Ini hanyalah salah satu bahaya yang ditimbulkan multimeter apabila digunakan secara tidak benar.
Pengukuran tegangan mungkin adalah salah satu tujuan penggunaan multimeter, pengukuran ini harus dilakukan secara aman, dan ini harus dipahami oleh pengguna multimeter. Tegangan selalu relatif terhadap dua titik, meteran harus terpasang secara pasti pada dua titik dalam suatu rangkaian agar menghasilkan pembacaan yang benar. Ini berarti kedua probe harus dipegang oleh tangan pengguna dan diletakkan pada titik yang tepat dalam rangkaian saat melakukan pengukuran.
Karena aliran listrik tangan ke tangan adalah yang paling berbahaya, memegang kedua probe meteran pada dua titiik yang bertegangan tinggi selalu ada potensi bahayanya. Bila pembungkus pelindung dari probe terlepas atau terkelupas, kemungkinan terjadi kontak langsung antara jari pengguna multimeter dengan konduktor, bisa ,menyebabkan sengatan listrik. Bila memungkinkan, gunakan hanya satu tangan saat melakukan pengukuran, ini adalah opsi yang lebih aman. Terkadang, memungkinkan bagi kita untuk menempelkan suatu probe pada rangkaian sehingga probe tersebut tidak perlu dipegang dan kita memegang probe yang lainnya dengan satu tangan. Aksesoris penjepit probe ini biasanya disertakan pada saat anda membeli multimeter.
 Ingat bahwa kabel tes meteran adalah bagian dari paket peralatan multimeter, dan kabel ini harus benar-benar diperhatikan. BIla anda membutuhkan aksesoris khusus untuk kabel tes, seperti penjepit probe, periksa katalog produk dari pabrik multimeter itu. Jangan mencoba membuat kreasi sendiri saat mengetes probe, karena bisa membahayakan diri sendiri saat digunakan untuk mengukur rangkaian yang sedang aktif.
Selain itu, yang perlu diingat adalah multimeter digital biasanya melakukan tindakan yang bagus yaitu dapat membedakan antara pengukuran AC atau DC. Seperti dijelaskan sebelumnya, baik itu tegangan DC ataupun AC bisa mematikan. Untuk keselamatan, periksa terlebih dahulu keberadaan AC dan DC. untuk melakukan pemeriksaan terhadap keberadaan tegangan berbahaya, anda harus mengukur semua pasangan titik-titik yang tidak diketahui itu.
Sebagai contoh, misal anda membuka kabinet pengkabelan listrik untuk mencari tiga konduktor yang menyuplai daya AC kepada beban.   Circuit breaker pada rangkaian ini dalam kondisi terputus. Anda cek lagi tentang keberadaan daya listrik pada rangkaian itu dengan menekan tombol start pada beban. Ternyata memang tidak terjadi apa-apa, selanjutnya anda lakukan pengukuran tegangan menggunakan meteran.
Pertama, anda cek bahwa meteran anda bisa bekerja dengan baik. Caranya dengan mencoba mengukur tegangan AC pada suatu stop kontak. Setelah anda yakin bahwa meteran yang anda gunakan bekerja dengan baik, selanjutnya anda ukur tegangan diantara tiga kabel dalam kabinet ini.  Tetapi tegangan diukur diantara dua titik, jadi, dimana anda akan mengukur?
alat ukur listrik aman 6Jawabannya adalah dengan mengukur diantara semua kombinasi ketiga titik tersebut. Seperti yang anda lihat, ketiga titik itu diberi nama “A”, “B”, dan “C” pada gambar ilustrasi di atas. Sehingga anda harus mengeset multimeter anda ke dalam mode voltmeter dan melakukan pengecekan diantara titik A & B, B & C, dan A & C. Bila anda menemukan nilai tegangan dari pengukuran ini, ini berarti rangkaian tersebut tidak berada dalam kondisi Zero Energy. Tetapi tunggu dulu! Ingat bahwa multimeter tidak akan mendeteksi tegangan DC apabila multimeter itu diset menggunakan mode tegangan AC (begitu juga sebaliknya), sehingga anda harus mengukur lagi pasangan ketiga titik itu masing-masing diukur dalam mode pengukuran tegangan DC, sehingga total ada enam kali pengukuran (3 pasang pengukuran tegangan AC, dan 3 pasang pengukuran tegangan DC).
Namun, setelah kita selesai mengukur semuanya, kita masih belum menemukan semua kemungkinan. Ingat bahwa bahaya tegangan bisa timbul di antara kawat tunggal dengan ground (pada kasus ini, kotak logam pembungkus kabinet akan menjadi titik referensi ground yang baik) pada suatu sistem tenaga listrik. Jadi, untuk keamanan yang sempurna, kita tidak hanya mengukur titik antara A & B, B & C, dan A & C (dalam mode AC dan DC), tetapi anda juga harus mengukur tegangan antara titik A & ground, B & ground, serta C & ground (baik itu dalam mode DC dan AC) Ini berarti terdapat total dua belas kali pengukuran untuk pengecekan secara keseluruhan dari skenario pengukuran tiga kawat. Setelah anda selesai melakukan pengukuran, anda harus melakukan tes ulang multimeter anda dengan mencoba pengukuran pada suatu stop kontak untuk memastikan bahwa multimeter masih dapat bekerja dengan baik.
Menggunakan multimeter untuk megukur resistansi adalah pekerjaan yang lebih mudah. Kabel-kabel tes tetap dicolokkan pada soket yang sama seperti saat mengukur tegangan, tetapi tombol selektor harus diarahkan ke simbol resistansi yaiitu Ω (omega). Dengan menyentuhkan kedua probe pada suatu komponen yang akan diukur resistansinya, meteran ini akan menampilkan nilai resistansinya dalam ohm:
alat ukur listrik aman 7Yang perlu diperhatikan adalah saat mengukur resistansi, pengukuran ini harus dilakukan pada komponen yang tidak berenergi (tidak dialiri listrik). Ketika meteran dalam mode pengukuran resistansi, meteran ini menggunakan baterai internal untuk menghasilkan arus yang kecil melewati komponen yang akan diukur, dengan merasakan seberapa sulit arus ini melewati komponen itu, maka nilai resistansinya dapat dihitung dan ditampilkan pada display meterannya. Apabila ada sumber tegangan luar yang terhubung dengan komponen yang sedang kita ukur resistansinya, maka arus yang dihasilkan ohmmeter akan saling menolong atau saling melawan dengan arus yang dihasilkan dari sumber tegangan luar, akibatnya adalah kesalahan pembacaan. Namun dalam kondisi yang  paling buruk, multimeter mungkin saja bisa rusak karena tegangan eksternal tadi.
Mode resistansi dari multimeter berguna untuk menetukan kontinuitas dari suatu kawat, atau bisa juga digunakan untuk tes kepresisian dari pengukuran resistansi. Ketika kedua probe ditempelkan diantara konduktor solid yang bagus, maka meteran akan menunjukkan angka hampir 0 Ω. Bila diantara kabel tes tidak ada resistansinya sama sekali, hasil pembacaannya haruslah sama dengan 0 Ω tepat.
alat ukur listrik aman 9Apabila kabel tes tidak menyentuh satu sama lain. Atau ditempelkan pada suatu konduktor yang rusak, meteran akan menunjukkan resistansi yang sangat besar (biasanya ditampilkan garis putus-putus atau disingkat O.L yang berarti “open loop”):
alat ukur listrik aman 10Penggunaan kompleks dan berbahaya dari multimeter adalah saat digunakan untuk mengukur arus. Alasannya sederhana : agar multimeter dapat megukur arus, arus yang diukur harus masuk melewati multimeter. Ini berarti meteran tersebut harus menjadi bagian dari jalur yang dilewati arus (tidak seperti saat mengukur tegangan yaitu hanya menempelkan probe di antara dua titik). Agar meteran tersebut menjadi bagian dari jalurnya arus, kita harus membuka rangkaian yang akan kita ukur arusnya dah menempatkan multimeter ke dalam (sambung seri) rangkaian itu. Untuk mengukur arus, tombol selektor harus diset pada “A” baik itu yang DC atau AC dan kabel tes yang warna merah harus dicolokkan pada soket yang bertanda “A”. Gambar ini akan mengilustrasikan bagaimana suatu meteran mengukur arus pada suatu rangkaian:
alat ukur listrik aman 11Sekarang, rangkaian tersebut diputus dan meteran diletakkan di dalamnya:
alat ukur listrik aman 12
alat ukur listrik aman 13Contoh pengukuran ini menunjukkan pengukuran rangkaian yang aman. Dengan sumber tegangan yang hanya 9 volt, maka tidak terlalu bahaya. Arus yang diukur nilainya kecil. Namun, dengan rangkaian yang memiliki daya yang lebih besar, ini bisa menjadi sangat berbahaya. Walaupun nilai tegangannya kecil, arus normal ini sudah cukup menghasilkan kilatan cahaya/loncatan bunga api sesaat yang berbahaya saat pengukuran dilakukan.
Potensi bahaya yang lainnya adalah penggunaan multimeter saat dalam mode pengukuran arus (ammeter) lupa atau dengan ceroboh tidak diganti ke mode voltmeter saat akan melakukan pengukuran tegangan. Alasannya adalah disain mode ammeter berbeda dengan voltmeter. Saat anda melakukan pengukuran arus (dalam mode ammeter) maka nilai resistansi dalam dari ammeter adalah sangat kecil (supaya tidak mempengaruhi/menghalangi arus elektron yang mengalir pada rangkaian yang akan diukur).Inilah mengapa kita harus mencolokkan kabel tes pada soket yang berbeda saat akan melakukan pengukuran arus, karena soket “A” memiliki resistansi internal yang sangat rendah. Sedangkan soket “V” memiliki resistansi yang sangat besar sekali (idealnya Rinternal= ∞ Ω)
Ketika anda mengubah switch dari mode pengukuran arus- menjadi mode pengukuran tegangan, mungkin dengan mudah mengubah tombol selektor dari posisi “A” menjadi “V”, namun sering kali kita lupa memindah kabel tes warna merah dari soket “A” ke soket “V”. Hasilnya, saat meteran  ini dihubungkan ke suatu sumber tegangan, maka akan terjadi short circuit di dalam meteran tersebut.
alat ukur listrik aman 14Untuk menghindari masalah ini, beberapa meteran didisain akan mengeluarkan tanda bunyi apabila anda memilih tombol selektor pada pengukuran tegangan, namun kabel tes warna merah masih menancap di soket “A”.
Multimeter yang bagus memiliki sekering (fuse) di dalamnya, yang bisa putus/meleleh saat kelebihan arus melewati meteran tersebut, seperti ilustrasi kondisi pada gambar di atas. Seperti semua alat pelindung kelebihan arus, sekering ini didisain untuk melindungi peralatan (multimeter) dari kerusakan, dan juga mellindungi si pemakai dari bahaya sengatan listrik. Sebuah multimeter dapat dicek sekering nya masih bekerja atau tidak dengan cara mengubah ke mode pengukuran resistansi  dan saling menempelkan kedua probe seperti gambar ini:
alat ukur listrik aman 15Sekering yang bagus akan menunjukkan pembacaan nilai resistansi yang sangat kecil sekali sedangkan sekering yang sudah terbakar akan menunjukkan “O.L” (atau tanda apa saja yang menunjukkan ketidak kontinuan).